REVIVAL NEVER STOP IN MY LIFE

Rabu, 23 Mei 2012

Faunaku


Biawak
Biawak adalah sebangsa reptil yang masuk ke dalam golongan kadal besar, suku biawak-biawakan (Varanidae). Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau. Di perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai.

Rusa Timor
Hewan yg sangat mirip dgn rusa sambar C. unicolor & hanya dpt dibedakan melalui bentuk rangga pd jantan dewasa. Lebih beradaptasi di padang rumput terbuka daripada rusa sambar. Umumnya terdapat di hutan sekunder di daerah yg landai, tapi juga di hutan Dipterocarpacae yg tinggi di daerah berlereng curam & di hutan rawa. Memasuki beberapa kebun untuk mencari makanan, aktif biasanya pd malam hari, menyukai makanan berupa rumput, terna, perdu, dedaunan muda tumbuhan berkayu & buah-buahan yg jatuh. Sering mengunjungi sumber mineral alami. Aktifitas nokturnal & sifat solider mungkin akibat perburuan yg hebat.




Ayam Hutan
Ayam hutan adalah nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Dalam bahasa jawa disebut dengan nama ayam alas, dalam bahasa madura ajem alas, dan dalam bahasa Inggris junglefowl; semuanya merujuk pada tempat hidupnya dan sifatnya yang liar.
Ayam-ayam ini dari segi bentuk tubuh dan perilaku sangat serupa dengan ayam-ayam peliharaan, karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya. Ayam hutan jantan memiliki bulu yang berwarna-warni dan indah, berbeda dengan ayam betinanya yang cenderung berwarna monoton dan kusam.

Elang Flores

Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang flores yang merupakan burung pemangsa endemik flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar merah (IUCN Redlist) sebagai Critically Endangered (Kritis). Status konservasi dan jumlah populasi ini jauh di bawah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang status konservasinya Endangered (Terancam).
Elang flores (Spizaetus floris) semula dikelompokkan sebagai anak jenis (subspesies) dari elang brontok (Spizaetus cirrhatus) dengan nama ilmiah (Spizaetus cirrhatus floris). Tetapi mulai tahun 2005, elang flores ditetapkan sebagai spesies tersendiri. Dan saat itu pula, elang flores yang merupakan raptor endemik Nusa Tenggara dianugerahi status konservasi Critically Endangered. Daftar burung langka lainnya silahkan baca: Daftar Burung Langka dan Terancam Punah.Elang flores dalam bahasa inggris dikenal sebagai Flores Hawk-eagle. Dalam bahasa ilmiah (latin) dikenal sebagai Spizaetus floris.

Ciri-ciri. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna coklat pada bagian mahkota.Tubuh elang flores berwarna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan dada dan perut raptor endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna putih dengan corak tipis berwarna coklat kemerahan. Ekor elang flores berwarna coklat yang memiliki garis gelap sejumlah enam. Sedangkan kaki burung endemik ini berwarna putih.

Persebaran, Populasi, dan Konservasi. Elang flores merupakan raptor (burung pemangsa) endemik Nusa Tenggara yang hanya dapat ditemukan di pulau Flores, Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo, dan Rinca.Burung ini biasa mendiami hutan-hutan dataran rendah dan hutan submontana sampai ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut (m. dpl).Populasi raptor endemik flores ini di alam bebas diperkirakan tidak lebih dari 250 ekor individu dewasa (IUCN Redlist, 2005). Lantaran sedikitnya jumlah individu dan persebaran populasinya yang sempit maka elang flores (Spizaetus floris) langsung ditetapkan sebagai salah satu spesies burung dengan status konservasi “kritis” (Critically Endangered) sejak pertama kali raptor endemik ini berstatus sebagai spesies tersendiri yang terpisah dari elang brontok.


Kura Kura Ular

Pada tahun 2000, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengkatagorikan spesies Kura Kura jenis Chelodina mccordi kedalam status kritis (critically endangered) Kura kura ini di di evaluasi berada di ambang kepunahan. Populasinya terus menurun akibat perdagangan ilegal.

Kura kura leher ular termasuk jenis kura kura berleher panjang (Chelidae). Karena kura kura jenis ini tidak bisa keluar masuk kedalam tempurungnya, melainkan melipatkan kepalanya menyamping di sisi tubuhnya di bawah tepian tempurungnya.Habitat kura kura ini berada di perairan air tawar.

Kura kura leher pulau Rote tinggal di rawa, danau, dan sawah di selatan pulau Rote. Kura kura jenis ini rata rata ukuran tubuhnya mencapai 22cm dan beberapa individu tumbuh lebih besar. Cangkang kura kura ini berwarna kelabu coklat, sedangkan pada bagian bawahnya pucat kekuning kuningan.

Beberapa jenis kura kura ini yang ada di indonesia adalah:

Kura kura Rote (Chelodina mccordi)
Kura kura papua (Chelodina novaeguineae)
Kura kura perut putih (Elseya branderhosti)
Penyebaran Kura kura berleher panjang ini meliputi:
Papua, Pulau Rote, Nusa Tenggara dan Australia serta pulau-pulau di sekitarnya.
Misteri
Kura-kura yang muncul jumlahnya ratusan dan masih kecil-kecil. Masih dalam usia pertumbuhan. Tidak ada yang tahu darimana munculnya generasi baru kura-kura yang hanya hidup di kawasan basah pulau Rote.

Sedianya masyarakat setempat menduga binatang itu sudah habis. Bahkan dana lingkungan dunia World Wildlife Fund (WWF) menyatakan Chelodina mccordi sebagai spesies baru pada 1994. WWF melihat  populasinya terus menurun karena jaringan perdagangan internasional secara gelap.

Karena jumlahnya mulai habis, IUCN (International Union for Conservation of Nature) bahkan memasukan spesies ini sebagai kritis pada tahun 2000. Kemerosotan jumlah ini menurut WWF antara lain karena pengawasan dan penegakan hukum di Indonesia dalam melindungi satwa liar sangat lemah.kali ini pemerintah daerah bertindak lebih pro-aktif. Langsung mengeluarkan statement bahwa satwa ini dilindungi. Jadi tidak boleh dibawa keluar dari daerah tanpa seijin pemda setempat.

Harta Karun
Radio Swara Timor sebagai media penyiaran, ikut mengkampanyekan dan mengimbau masyarakat. "Kami memohon pada masyarakat bahwa Kura-kura Leher Ular ini adalah aset yang perlu dipelihara. Supaya dijaga agar tidak punah." Mitra Radio Nederland di Kupang ini juga berencana melibatkan lebih jauh pemerintah. "Kami akan mengundang pihak pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata, untuk mempromosikan ini sebagai aset wisata."
Pihaknya juga ingin tahu rencana pemerintah menyangkut kembalinya 'harta karun' ke daerah asalnya ini. "Kami ingin mendengar langkah-langkah pemerintah dalam memelihara aset sekaligus mengembangkan daerah."Kata FX Agung.Dia melihat kembalinya satwa ini sebagai objek wisata yang berpotensi menarik wisatawan asing dan domestik. Pulau Komodo ramai karena orang ingin menyaksikan reptil raksasa Komodo di alam bebas. Kura-kura Leher Panjang diharapkan bisa mendatangkan masukan daerah, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian satwa itu sendiri.
Sop Kura-kura
Ditanya mengenai kemungkian ada wisatawan nakal yang datang ke Pulau Rote justru ingin makan Sop Kura-kura Leher Ular, Agung punya jawaban tegas. "Permintaan seperti itu jelas tidak bisa dipenuhi. Kita harus menjelaskan pada wisatawan itu bahwa binatang ini dilindungi. Dan tidak boleh dirusak."


Burung Hantu Sumba

Sumba Boobook merupakan salah satu jenis burung hantu yang ada di Indonesia dan terbilang langkah.
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil.
Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu. Walau begitu tidak di semua tempat di Nusantara burung ini disebut sebagai burung hantu. Di Jawa misalnya, nama burung ini adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang.
Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun.
Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.
Sub-spesies lokal dan persebarannya :
  • javanica (J. F. Gmelin, 1788) – Semenanjung Malaysia sampai Sunda Besar (termasuk Krakatau, Kep. Seribu, P. Kangean, dan mungkin Kalimantan Selatan) dan ke timur sampai Alor, Tanahjampea, Kalau dan Kalaotoa.
  • sumbaensis (Hartert, 1897) – Sumba.
  • delicatula (Gould, 1837) – Sawu, Roti(?), Timor, Jaco, Wetar, Kep. Kisar dan Tanimbar; Australia dan pulau-pulau di lepas pantainya; Long Island dan mungkin di  New Britain dan New Ireland; juga Nissan, Buka, Solomon (including Bougainville), Vanuatu Selatan (Erromanga, Tanna, Aneityum), New Caledonia, Kep. Loyalty , Fiji (ke utara sampai Rotuma), Tonga (ke utara sampai Niafo’ou), Wallis and Kep. Futuna , Niue , Samoa barat dan Samoa.
Penyebaran lokal dan status :
Tidak umum di dataran rendah Sumatera, Jawa, dan Bali, sampai ketinggian 800 m. Tidak tercatat di Kalimantan, tetap tersebar di Sumatera bagian tengah dan selatan (mungkin akibat penebangan hutan) dan ada kemungkinan masuk ke Kalimantan Selatan.
Kebiasaan :
Sepanjang hari bersembunyi dalam lubang yan gelap di rumah,pohon, gua, karang, atau vegetasi lain yang rapat (termasuk hutan mangrove). Muncul pada sore hari melewati daerah terbuka, terbang rendah dengan kepakan tanpa suara. Bersarang dilubang-lubang pohon atau gedung.

 
Komodo
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.


Sumber:

wordpress.com,uniknya.com
http://www.wikipedia.org
http://www.iwf.or.id/rusa%20timor.html
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar